Bahagia itu Sederhana

Sejauh ini aku cukup bahagia dengan hidupku. Tak banyak air mata yang berlinang. Tak seperti dulu. Aku merasa cukup tegar beberapa tahun terakhir. Entah karena air mata itu sudah enggan mengalir atau karena apa.

Sebuah kata-kata ajaib dalam sebuah sinetron membuatku cukup mengerti akan arti bahagia yang sesungguhnya. "Bahagia itu Sederhana". Sebuah kalimat yang diucapkan oleh Yasmin Diandra, salah satu pemeran utama dalam Sinetron "Love in Paris". Sebuah sinetron yang cukup menginspirasi dan sensasional menurutku. Dimana kedua tokoh utamanya mengalami penyakit mematikan dan memiliki usia yang tak cukup panjang. Sebuah kekuatan cinta yang luar biasa. Settingnya pun di tempat yang cukup berkesan untukku, Paris. Salah satu kota impian. Kuharap suatu hari aku bisa terbang kesana. Merangkai mimpi dan mengukir kenangan di tengah keindahan kota paling romantis sedunia itu.

Kata-kata Yasmin itu membuatku sadar arti dari Bahagia yang sederhana. Sesederhana udara yang setiap harinya memasuki paru-paru kita. Walaupun tanpa memaksa dan berusaha sekuat tenaga, udara itu akan selalu keluar masuk. Sebuah proses yang luar biasa. Sebuah proses atas kehendak Ilahi.

Yasmin dan aku sama-sama berumur 20 tahun. Sama-sama melewatkan ulang tahun yang ke-20 di kota impian. Bedanya aku di dalam negeri dan dia di luar negeri. Bedanya lagi aku sehat wal afiat dan dia tidak. Namun, di balik itu semua, kami sama-sama gadis sederhana yang datang ke kota impian dengan membawa sejuta harapan. Harapan yang menanti untuk diwujudkan menjadi nyata.

Terima kasih, Yasmin. Kini aku sadar arti bahagia yang sederhana :)

Comments