Waktu beranjak begitu cepat. Banyak sekali keajaiban yang menghampiriku selama beberapa bulan terakhir. Mulai dari salah satu cerpenku yang berjudul "Bahagia itu Sederhana" menjadi salah satu nominator Lomba Cerpen Majalah Kuntum Yogyakarta, Februari lalu. Kemudian naskah novelku yang berjudul "Ikrar Cinta di Puncak Tebing Abadi" masuk shortlist naskah Young Romance Indonesia (YRI), salah satu ajang lomba bergengsi yang diadain salah satu penerbit mayor di Jogja, Gradien Mediatama. Belum kelar disitu, di bulan yang sama, Maret, aku terpilih menjadi salah satu Juri Lomba Cerpen tingkat nasional #KisahSANGMANTAN yang diadakan oleh penerbit major di Jogja juga, DIVA Press.
How AMAZING my life!!! :)
Bulan kemarin, keajaiban kembali menghampiriku. Aku terpilih menjadi salah satu peserta Pelatihan Kampus Fiksi yang diadakan DIVA Press. Ah, rasanya takdir selalu mendekatkanku dengan kota impianku itu. Terima kasih takdir. Terima kasih untuk semua keajaiban ini.
Jika orang-orang berpikir hidupku begitu mujur, maka itu adalah pernyataan yang salah. Karena keajaiban tidak menghampiri mereka yang tak pernah berusaha. Keajaiban menghampiri mereka yang benar-benar siap. Keajaiban memeluk mereka yang tak pernah lelah berjuang dan selalu percaya padanya.
Istiqomah juga berlaku pada kasus ini. Ketika ditengok ke belakang, rasanya sudah puluhan kali aku mengikuti lomba atau sejenisnya. Tapi baru tahun ini aku, terpilih dan berkesempatan, mendapatkan reward yang luar biasa. Puji syukur tiada henti kepada Allah untuk semua ini. Akhirnya karyaku bisa dibaca khalayak banyak.
Terkadang aku bertanya pada bintang atau angin yang membelaiku perlahan, "Aku tidak sedang bermimpi bukan."
How AMAZING my life!!! :)
Bulan kemarin, keajaiban kembali menghampiriku. Aku terpilih menjadi salah satu peserta Pelatihan Kampus Fiksi yang diadakan DIVA Press. Ah, rasanya takdir selalu mendekatkanku dengan kota impianku itu. Terima kasih takdir. Terima kasih untuk semua keajaiban ini.
Jika orang-orang berpikir hidupku begitu mujur, maka itu adalah pernyataan yang salah. Karena keajaiban tidak menghampiri mereka yang tak pernah berusaha. Keajaiban menghampiri mereka yang benar-benar siap. Keajaiban memeluk mereka yang tak pernah lelah berjuang dan selalu percaya padanya.
Istiqomah juga berlaku pada kasus ini. Ketika ditengok ke belakang, rasanya sudah puluhan kali aku mengikuti lomba atau sejenisnya. Tapi baru tahun ini aku, terpilih dan berkesempatan, mendapatkan reward yang luar biasa. Puji syukur tiada henti kepada Allah untuk semua ini. Akhirnya karyaku bisa dibaca khalayak banyak.
Terkadang aku bertanya pada bintang atau angin yang membelaiku perlahan, "Aku tidak sedang bermimpi bukan."
Comments
Post a Comment