Mint Chocolate Part 1

Bukan hanya cinta, tapi hidup juga berjuta rasanya. Jika disuruh memilih, kiranya rasa apa yang akan kau pilih?
Mint chocolate. Itu adalah rasa pilihanku. Pahit, manis dan sebuah rasa diantara keduanya. Menurutku, seperti itulah hidup. Tak ada yang abadi. Kesedihan, kebahagiaan. Walaupun terkadang kita berpikir bahwa salah satunya dominan. That's life!!
Bicara tentang hidup, aku bersyukur sekaligus bersedih. Tuhan tidak melahirkanku di sebuah keluarga yang baik-baik saja. Of course, it's influence my life. Background family kedua orang tuaku yang ternyata tidak harmonis, menurun pada keluarga ini. Ayah dan ibuku memang tertulis sah sebagai suami istri secara hukum, tapi secara hati, apakah sama? Aku tidak yakin.
Sejak kecil, aku tidak menetap di sebuah tempat. Berpindah dari tempat ke tempat lain. Masa kanak-kanak kuhabiskan bersama kakek nenekku. Mereka merawatku dengan baik sekali. Sementara ibuku sibuk bekerja. Ayahku entah bagaimana. Yang aku tahu dari cerita anggota keluarga yang lain atau terkadang cerita ibu saat kesal, ayahku sibuk dengan wanita lain. Hmm, entahlah. Memoriku tentang kenangan masa kecil tak cukup bagus.
Semua yang telah terjadi selama itu, keretakan keluarga dan lain-lain, berpengaruh besar dalam hidupku. Aku memiliki dua kepribadian yang berbeda. Introvert, saat aku berda di rumah. I'm very very introvert. Yang aku lakukan di rumah adalah menghabiskan waktu di kamar. Tidak akan keluar, selain ke kamar mandi dan berangkat sekolah (sekarang kuliah). In other side, I will to be very extrovert. Hal ini terjadi ketika aku berada di luar rumah. Bahkan, beberapa ada yang bilang, "Jiwa leadership itu ada pada dirimu." Setengah tidak percaya mendengar statement itu. Aku, seorang anak perempuan yang terlahir di keluarga berantakan, dibilang punya jiwa kepemimpinan...? Bagaimana mungkin???

Comments