Pelajaran kehidupan

Perjalanan kali ini bukan tentang aku dan kalangan orang-orang bawah seperti biasa. Tapi, tentang aku dan kalangan orang-orang upper class.
Saat itu, 21 Mei 2013, menjelang keberangkatanku ke Jogja untuk yang kesekian kalinya.
Awal perjalanan ini membuatku sadar, kita tidak harus berada di kalangan orang-orang yang selalu bersusah payah agar mimpinya tercapai, orang yang selalu melawan kerasnya kehidupan. Tidak.
Kini aku juga menyadari satu hal. Tak selamanya orang-orang dari kalangan atas itu identik dengan anti orang miskin, seenaknya sendiri dan tak pernah peduli dengan sekitarnya.
Sore ini, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, sebuah fakta tentang hidup. Ada seorang bapak yang mengenakan seragam tentara. Mungkin dia seorang anggota militer. Awalnya, kukira dia seorang yang angkuh dan sombong. Dengan isyarat tangan dia menyuruh seorang tukang koran mendekat. Tak ada senyuman yang terukir. hanya tangan yang melambai-lambai di udara. Hah. Isyaratnya saja sudah membuatku jengah.Tapi tanggapan itu pupus ketika aku melihat dia memberikan uang lebih kepada seorang bapak tukang koran. Seketika itu aku sadar. Tak seharusnya aku menilai seseorang dari kulit luarnya saja. Ternyata bapak itu orang yang baik. Hanya mukanya saja yang garang.
Nilai plus bagi si Bapak tukang koran. Dia bukan manusia yang sempurna, tapi dia adalah orang yang luar biasa. Dia seorang disabilitas. Tangan kanannya cacat. Walaupun begitu, dia tak menyerah ada kehidupan. Dia tetap berjuang melawan kerasnya hidup. Tidak menengadahkan tangan seperti orang kebanyakan. Aku juga masih ingat senyumnya ketika menolak koran yang ditawarkan. Ramah dan menentramkan jiwa.  Tak seperti penjual lain yang merengut ketika kita tidak membeli baarang dagangannya. Tak jarang, ada juga yang marah-marah.
Hari itu aku dipertemukan dengan dua orang yang luar biasa. Dua orang yang berasal dari dua background yang berbeda. Namun mampu memberikan sebuah pelajaran kehidupan yang tak terlupakan.
Terima kasih, Tuhan, untuk setiap pelajaran kehidupan yang telah Kau berikan. Aku tak akan lupa. Aku akan terus berkarya. Agar orang lain juga tahu tentang apa yang terkadang tak terpikirkan. Hal-hal sederhana yang sebenarnya luar biasa.

Comments