Ajari aku untuk percaya pada cinta!
Cinta datang tanpa aba-aba. Menjelma
bersama rasa yang tak kunjung hampa. Terasa hangat sekaligus membekukan. Sebuah
rasa yang tak memiliki definisi. Sensitif. Kadang menyayat sekaligus menguatkan
hati.
Tuhan, hatiku berkata, cinta
diam-diam
menyergapku. Entah sejak kapan. Menyadarkanku tentang apa yang tak
kutahu. Namun, aku masih takut. Terjatuh. Lagi. Meninggalkan luka untuk
yang kesekian
kalinya.
Tuhan, ajarkan aku tuk percaya pada cinta
lagi. Hilangkan trauma yang tak kunjung usai. Aku berharap waktu mampu lebih
mengilhami. Bijaksana dalam mendidikku.
Aku tak tahu, sudah berapa kali rasa ini
menyergapku. Tapi, aku belum menemukan makna sejatinya. semoga kali ini takdir
menunjukkan alur hidup yang indah. Dengan lengkungan pelangi di ufuk sana.
Mulai detik ini kuputuskan untuk
melepaskan
dia yang di sana, kota penuh kedamaian. Karena aku yakin, dia telah
berbahagia. Bersama dia yang dicinta. Maaf, jika rasa ini belum berubah.
Aku hanya manusia
biasa. Bukan tuhan, maha pengatur segala rasa. Kudoakan kamu selalu
bahagia. Dia pasti akan menjaga hatimu. Dan, mungkin, dia adalah
pendamping hidup yang
cocok untuk bersanding di sampingmu. Bukan aku. Gadis biasa dari
keluarga
berantakan dan hidup yang tak beraturan. Sebelumnya, kalian telah lama
bersama. Jadi, tak ada keraguan untuk melepaskan. Merelakanmu untuk
benar-benar pergi
dari hidupku. Aku bukan siapa-siapa. Kepergianku tentunya tak akan
memberi
pengaruh apapun pada hidupmu.
Selamat tinggal. Terima kasih untuk semua
kenangan indah yang pernah tercipta.
Semua akan indah pada waktunya.
Kali
ini aku mencoba beranjak. Mendekati
rasa yang seharusnya tiada. Entahlah. Kadang hidup penuh liku dan
kejutan istimewa. Dulu, aku pernah meninggalkanmu. Namun, kali ini, aku
akan selalu berusaha ada
di dekatmu. Memelukmu dalam diam. Ini adalah rahasia tentang aku dan
hatiku. Untuk kesekian kalinya, aku mempertaruhkan hatiku. Tak mengapa.
Mungkin jalan
takdirku seperti ini. Mencintai, tapi tidak untuk dicintai. Aku mencoba
tuk
ikhlas. Aku yakin, tuhan sedang merencanakan yang lain.
Semoga aku masih sempat mengungkapkan rasa ini. Suatu hari nanti. Aku sayang kamu, A.
Villa Nusantara, Tretes, Pasuruan
Diyah D.
13102013 03:29
Cukup lewat untaian kata. Kugambarkan apa yang menjadi risalah.
Banyak hal yang tak mampu kuungkapkan. Hanya mampu menjaga, berdiam dan melakukan apa yang mampu kulakukan. Termasuk
menatap wajah lelahmu. Sepuas yang kumau. Menatap diam-diam. Seperti halnya
ketika aku memilih untuk menjaga rasa ini. Mencintaimu dalam kebisuan. Ini
tentang rasa yang teramat menyiksa sekaligus membahagiakan. Mungkin kau tak
akan pernah tahu tentang rasa ini. Mungkin kau tak akan pernah tahu bahwa aku
selalu berusaha untuk berada di dekatmu. Membantumu dalam diamku. Sebuah hal
yang biasa. Kucoba untuk menjalankan sepenuhnya. Dari hati yang berharap akan bahagia.
Di lain sisi, aku menyadari. Ada yang
menusuk ketika ada hati lain yang mencoba menyelimuti hatimu. Mengingatkanku
bahwa kau terlalu dekat sekaligus jauh. Andai kau tahu, ini adalah salah satu
scene dalam kisah yang pernah kutulis. Ketika ini menjadi nyata, betapa hatiku
teriris. Menyadari bahwa rasa ini tak bersambut. Lagi. Kadang aku bertanya,
mungkinkah kau merasakan apa yang Pawitra rasakan? Ataukah, kini dalam dunia nyata,
semua berbalik. Tak beraturan. Aku yang berada di posisi Pawitra. Sementara
kamu berada pada posisi Rinjani. Hal yang wajar kan? Bukankah tak ada yang tak
mungkin di dunia ini. Sama halnya dengan rasa yang tiba-tiba menyergap hatiku.
Kini, hati kecilku berkata,
berharap penuh
kesungguhan agar Pawitra dan Rinjani dipersatukan. Setelah dulu sempat
terpisahkan. Namun, jika memang tak ditakdirkan bersama, aku hanya
meminta
untuk diberikan cukup waktu. Menjagamu dalam diamku. Menatap wajah
lelahmu
sedekat yang kumampu. Menjaga rasa ini untukmu, dalam kalbu berselimut
pilu. Karena menatap semangatmu dan segala yang ada di dirimu sudah
cukup untuk
menguatkanku.
Hmm, semoga kali ini takdir menunjukkan
jalan. Sebuah keajaiban. Lagi.
PS: Tetaplah tak tahu tentang apa yang
terjadi dengan hatiku. Karena aku tak mau kamu berubah. Dan, merusak kondisi
yang telah tercipta dengan damai dan indah.
Sidoarjo, 04112013
Diyah D.
Comments
Post a Comment