Titip Cinta Untuk Dia (Part 1)


 Ajari aku untuk percaya pada cinta!
Cinta datang tanpa aba-aba. Menjelma bersama rasa yang tak kunjung hampa. Terasa hangat sekaligus membekukan. Sebuah rasa yang tak memiliki definisi. Sensitif. Kadang menyayat sekaligus menguatkan hati.
Tuhan, hatiku berkata, cinta diam-diam menyergapku. Entah sejak kapan. Menyadarkanku tentang apa yang tak kutahu. Namun, aku masih takut. Terjatuh. Lagi. Meninggalkan luka untuk yang kesekian kalinya.
Tuhan, ajarkan aku tuk percaya pada cinta lagi. Hilangkan trauma yang tak kunjung usai. Aku berharap waktu mampu lebih mengilhami. Bijaksana dalam mendidikku.

Aku tak tahu, sudah berapa kali rasa ini menyergapku. Tapi, aku belum menemukan makna sejatinya. semoga kali ini takdir menunjukkan alur hidup yang indah. Dengan lengkungan pelangi di ufuk sana.
Mulai detik ini kuputuskan untuk melepaskan dia yang di sana, kota penuh kedamaian. Karena aku yakin, dia telah berbahagia. Bersama dia yang dicinta. Maaf, jika rasa ini belum berubah. Aku hanya manusia biasa. Bukan tuhan, maha pengatur segala rasa. Kudoakan kamu selalu bahagia. Dia pasti akan menjaga hatimu. Dan, mungkin, dia adalah pendamping hidup yang cocok untuk bersanding di sampingmu. Bukan aku. Gadis biasa dari keluarga berantakan dan hidup yang tak beraturan. Sebelumnya, kalian telah lama bersama. Jadi, tak ada keraguan untuk melepaskan. Merelakanmu untuk benar-benar pergi dari hidupku. Aku bukan siapa-siapa. Kepergianku tentunya tak akan memberi pengaruh apapun pada hidupmu.
Selamat tinggal. Terima kasih untuk semua kenangan indah yang pernah tercipta.

Semua akan indah pada waktunya.
Kali ini aku mencoba beranjak. Mendekati rasa yang seharusnya tiada. Entahlah. Kadang hidup penuh liku dan kejutan istimewa. Dulu, aku pernah meninggalkanmu. Namun, kali ini, aku akan selalu berusaha ada di dekatmu. Memelukmu dalam diam. Ini adalah rahasia tentang aku dan hatiku. Untuk kesekian kalinya, aku mempertaruhkan hatiku. Tak mengapa. Mungkin jalan takdirku seperti ini. Mencintai, tapi tidak untuk dicintai. Aku mencoba tuk ikhlas. Aku yakin, tuhan sedang merencanakan yang lain.

Semoga aku masih sempat mengungkapkan rasa ini. Suatu hari nanti. Aku sayang kamu, A.

Villa Nusantara, Tretes, Pasuruan
Diyah D.
13102013 03:29

 Cukup lewat untaian kata. Kugambarkan apa yang menjadi risalah.
Banyak hal yang tak mampu kuungkapkan. Hanya mampu menjaga, berdiam dan melakukan apa yang mampu kulakukan. Termasuk menatap wajah lelahmu. Sepuas yang kumau. Menatap diam-diam. Seperti halnya ketika aku memilih untuk menjaga rasa ini. Mencintaimu dalam kebisuan. Ini tentang rasa yang teramat menyiksa sekaligus membahagiakan. Mungkin kau tak akan pernah tahu tentang rasa ini. Mungkin kau tak akan pernah tahu bahwa aku selalu berusaha untuk berada di dekatmu. Membantumu dalam diamku. Sebuah hal yang biasa. Kucoba untuk menjalankan sepenuhnya. Dari hati yang berharap akan bahagia.

Di lain sisi, aku menyadari. Ada yang menusuk ketika ada hati lain yang mencoba menyelimuti hatimu. Mengingatkanku bahwa kau terlalu dekat sekaligus jauh. Andai kau tahu, ini adalah salah satu scene dalam kisah yang pernah kutulis. Ketika ini menjadi nyata, betapa hatiku teriris. Menyadari bahwa rasa ini tak bersambut. Lagi. Kadang aku bertanya, mungkinkah kau merasakan apa yang Pawitra rasakan? Ataukah, kini dalam dunia nyata, semua berbalik. Tak beraturan. Aku yang berada di posisi Pawitra. Sementara kamu berada pada posisi Rinjani. Hal yang wajar kan? Bukankah tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Sama halnya dengan rasa yang tiba-tiba menyergap hatiku.

Kini, hati kecilku berkata, berharap penuh kesungguhan agar Pawitra dan Rinjani dipersatukan. Setelah dulu sempat terpisahkan. Namun, jika memang tak ditakdirkan bersama, aku hanya meminta untuk diberikan cukup waktu. Menjagamu dalam diamku. Menatap wajah lelahmu sedekat yang kumampu. Menjaga rasa ini untukmu, dalam kalbu berselimut pilu. Karena menatap semangatmu dan segala yang ada di dirimu sudah cukup untuk menguatkanku.

Hmm, semoga kali ini takdir menunjukkan jalan. Sebuah keajaiban. Lagi.

PS: Tetaplah tak tahu tentang apa yang terjadi dengan hatiku. Karena aku tak mau kamu berubah. Dan, merusak kondisi yang telah tercipta dengan damai dan indah.

Sidoarjo, 04112013
Diyah D.



Comments