Aku (Anti Mainstream)

Dear you, My sunshine…

Kali ini aku hanya ingin berkata, “Kamu Istimewa.” Ya, teramat istimewa di hidupku.

Tapi, aku tak pernah tahu. Apakah aku seistimewa itu dalam hidupmu?

Aku adalah seorang gadis sederhana yang mempunyai sejuta mimpi. Sebagian orang mungkin akan mengatakan aku anti mainstream. Next, I will told you the reason.

First, ketika gadis sebayaku mulai belajar masalah make up dan hal perempuan semacam itu, aku justru tidak tertarik. Aku lebih tertarik membicarakan masalah barang-barang outdoor terkini. Entah itu yang second atau baru.

Lalu, ketika teman-temanku itu hobi belanja baju dll, aku justru lebih ikhlas jika uang hasil tabunganku digunakan untuk membeli buku. Tak peduli berapapun harganya. Ya, aku lebih gila belanja buku daripada baju.

Masih berhubungan dengan pakaian. Masuk Universitas itu tidak jauh dari apa yang ditayangkan di media massa. Walaupun tidak sepenuhnya. Hmm, ketika para mahasiswi mulai berdandan dan menggunakan wedges, aku justru ingin sekali kuliah menggunakan sepatu gunung!!

And then, ketika mereka sibuk liburan ke tempat wisata atau liburan, aku justru memilih untuk ikut dalam kegiatan di alam bebas :D Bagiku, ini jauh lebih menantang dan super wow daripada menghabiskan kocek untuk melihat konser.

Ya, beginilah aku. Selalu suka tantangan dan hal-hal yang baru. Punya cita-cita keliling Indonesia dan bisa pergi ke Eropa (amin!).

Besides it, mayoritas orang-orang terdekatku adalah lawan jenis. Alasannya sederhana. Cowok itu simple. Walaupun kadang kurang peka. Gak banyak ngomong. Gak banyak a-i-u-e-o. they just do what they want to do.

For addition, aku adalah tipikal orang romantic. There are not many things I can say, but I absolutely show it. Especially, for someone I love.

Mungkin nggak banyak hal yang kamu tahu tentang aku. Mungkin juga kamu telah mengetahui banyak hal. Karena terkadang, aku merasa kamu, bahkan tahu, apa yang ingin aku katakana. Apa yang ada di benakku, sebelum aku mengatakan apa-apa.

Sayang, ketika ada yang mengatakan bahwa kamu beruntung telah memilikiku, aku hanya menggeleng, tersenyum lalu berkata, “Aku yang beruntung karena telah memiliki dia di hidupku.”

Diyah D.

100914