Cinta Itu Sederhana, Sayang


Tuhan menggariskan setiap jalan kehidupan seseorang dengan segala perbedaan. Tuhan telah mengatur segalanya sedemikian rupa, hingga tak ada satupun yang jalannya sama. Entah itu baik ataupun buruk. Lantas, ketika begitu banyak hal buruk yang terjadi, pantaskah kita menyalahkan Tuhan?

Hidup telah mengajari tentang penerimaan, tentang bagaimana cara bersyukur. Tentang bagaimana cara mencintai apa yang dimiliki, tanpa mengharapkan lebih. Hidup telah mengajari tentang memaafkan. Tentang sebuah keikhlasan untuk menerima semua khilaf. Karena manusia bukan lah malaikat. Manusia tidak ada yang sempurna. Mereka selalu mempunyai salah di setiap bagian dalam kehidupan. Entah itu sedikit maupun banyak.

Terlebih, hidup telah mengajariku tentang betapa pentingnya sebuah pilihan. Dimana pilihan dan resiko itu selalu beriringan. Dan, pilihan terbesarku adalah memilih untuk berada di sampingmu.

Air yang tenang itu belum tentu tak bergelombang. Air yang tenang justru lebih menakutkan.

Menjalani setiap helai nafasku bersamamu itu terasa menyenangkan. Hampir tak ada detik yang terlewatkan tanpa tawa. Namun, di balik itu semua, selalu ada luka yang coba disembunyikan.

Aku tak akan pernah bisa memilih jalan kehidupan seperti yang kuinginkan. Karena semua telah digariskan oleh Tuhan. Aku hanya mampu melakukan yang terbaik dalam hidupku. Berguna selayaknya manusia yang utuh.

Sejak mengenalmu, aku telah belajar, bahwa cinta itu tentang mendoakan. Bukan mengharapkan. Maka sejak saat itu pula, aku tak hentinya berdoa untukmu. Memohon pada-Nya untuk selalu menjagamu. Karena aku tahu, hidupku tak akan berarti apa-apa jika sesuatu terjadi padamu.
Sejak mengenalmu, aku telah belajar untuk kembali percaya pada cinta. Walau hakikatnya, ia mampu kembali menorehkan luka. Karena cinta yang hadir bukan berasal dari sebuah pencarian, tapi takdir yang mempertemukan. Saat itu, aku percaya bahwa akan ada cahaya yang akan terangi lorong kehidupan.

Cinta itu sederhana dan apa adanya, Sunshine. Could you realize?
Cinta yang sesungguhnya adalah tentang sebuah penerimaan bukan tuntutan. Cinta yang hakiki adalah tentang pemahaman. Kemampuan untuk memahami bahwa apa yang menjadi larangan belum tentu sebuah pengekangan. Itu adalah bentuk dari sebuah kepedulian.

Seiring waktu berjalan, cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan.
Maaf, Sunshine. Aku memang tidak cukup sempurna. Namun, aku selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kita. Aku selalu berusaha menjaga diriku baik-baik di saat kamu tidak ada. Dan, ketika kamu tidak juga menyadari itu semua, tak mengapa.

Cukup ketahui, bahwa sesuatu yang berharga itu akan terasa justru ketika dia telah tiada. Semoga kamu tidak terlambat menyadarinya.

Comments