Selarik Pesan Untuk Kamu yang Kelak Menggantikanku, Tolong Jaga Hatinya*


Ada yang pernah bilang, cinta itu selalu berotasi. Hingga akhirnya berhenti di satu titik untuk berlabuh.

Sejak aku mulai membuka satu per satu tabir hidup, saat itu pula aku telah berusaha untuk melepaskan. Karena kita tidak akan pernah tahu apa yang telah takdir tentukan. Karena aku juga tidak pernah tahu, sampai kapan dia mampu bertahan menjadi sandaranku. Dan, saat itu rupanya telah tiba.

Aku melepaskannya bukan berarti aku tidak lagi mencintainya. Aku pergi dari kehidupannya bukan berarti aku telah melupakan. Tidak, semua kenangan itu telah menjadi kekuatan untukku tetap bisa melangkah dan mewujudkan setiap mimpi yang kupunya. Aku hanya ingin melihat dia bahagia. dan, aku juga akan berusaha untuk berbahagia untuknya. Mungkin, saatmu telah tiba.

Dia orang paling sederhana yang kukenal. Namun, egonya susah untuk dikalahkan. Jadi, kamu harus cukup bersabar menghadapinya. Jika kamu tipikal orang sepertiku, maka bersiap-siaplah dengan segenap larangannya. Tunggu dulu! Jangan buru-buru marah dan merasa tak lagi bebas melakukan apa yang kamu suka. Dia melakukan itu semua karena dia sungguh-sungguh mencintaimu. Itu sebagai bentuk perlindungannya untukmu. Karena kalian belum tinggal di satu atap yang sama.

Mulailah terbiasa untuk tidur larut. Karena kegiatannya cukup padat sehingga mungkin hanya di waktu itu dia mempunyai cukup waktu untuk menghubungimu. Jangan heran jika dia memintamu untuk tidak mematikan telefon. Menunggunya hingga benar-benar terlelap. Dengkuran halus itu akan terdengar ketika dia benar-benar kelelahan.

Jika sedang naik jaga pada dini hari, dia pasti akan mengajakmu begadang. Jangan berkata tidak, temani dia walau rasa kantuk tak hentinya menggoda. Jangan biarkan dia membunuh waktu sendirian. Pun jangan buru-buru marah ketika dia tak menghubungimu seharian. Karena mungkin saja dia tidak punya pulsa atau belum sempat membeli. Ketahuilah, dia tidak suka menggunakan nomor orang lain untuk menghubungimu. Jadi dia lebih memilih untuk tidak mengabarimu.

Kamu pasti tahu, porsi makan laki-laki sangat berbeda dengan perempuan. Dia bisa makan sampai 4 atau 5 kali sehari. Jadi, jangan heran jika dia curhat malam-malam dan bilang kelaparan. Saat tidak ada makanan di asrama, tentu saja T2 akan menjadi pilihan.

Dia suka sekali mengendarai motor dengan kencang. Sementara aku tidak. Seringkali aku memukul pelan pundaknya atau mencubit pinggang jika takut. Sebenarnya, aku takut bukan tanpa alasan. Aku takut terjadi sesuatu padanya. Hmm, beruntunglah jika kamu juga memiliki hobi yang sama.

Jangan melarangnya untuk bepergian saat mendapat giliran liburan. Dia bukan robot. Dia butuh waktu untuk mengistirahatkan otak. Percayalah, dia benar-benar menjaga hatimu.

Pesanku yang terakhir, tolong jaga hatinya. Jangan pernah membuat hatinya terluka. Karena kamu tentu tahu bahwa menjadi abdi negara bukanlah hal yang mudah. Dia hidup berdasarkan perintah, bukan apa yang diinginkan. Namun, kau harus percaya, bahwa itu adalah tugas yang cukup mulia. Bertahanlah di sampingnya. Jadilah penopang yang cukup kuat untuk menanggung setiap keluh kesahnya. Dia tak pernah mengeluh, namun aku tahu, ada selarik peluh yang selalu coba disembunyikan. Sama sepertiku. Aku tak pernah benar-benar menceritakan apa yang ada di benakku, karena aku tak ingin menambah bebannya. Kegiatannya cukup padat. Aku tidak ingin ceritaku mengganggu konsentrasinya. Aku selalu ingin dia tahu bahwa aku baik-baik saja. Walaupun sebenarnya tidak. Aku selalu menghubunginya sebentar. Ketika otakku terasa mulai kaku. Mendengar suara atau tawanya telah mampu mengembalikan senyumku. Melupakan segenap gundah yang sempat hinggap. Aku percaya, kamu juga akan merasakan hal yang sama.

Terkadang dia tak cukup berani untuk mengambil keputusan. Hal itulah yang akhirnya membuatku memilih untuk melepaskan. Dia tak cukup yakin saat memilihku. Dan, aku tidak cukup tega membiarkannya melewati dilema. Jadi, yang harus kamu lakukan adalah mendukung keputusannya. Karena saat dia memilihmu, tentu dia benar-benar mempertimbangkan segala hal. Tentunya setelah belajar apa yang terjadi pada kami. Yakinkan dia bahwa kalian mampu mengatasi rintangan seperti apapun jika bersama. Yakinkan dia bahwa kamu akan selalu ada untuknya.

Kau harus tahu, aku tidak cukup sempurna untuk menciptakan bahagia dalam hidupnya. Mungkin, saat bertemu denganmu, dia telah menemukan arti sempurna itu.

Detik ini aku masih memakai kalung berinisial namanya. Tidak dipungkiri, masih ada banyak cinta yang kusimpan. Berharap takdir berikan jalan sebelum dia bertemu denganmu. Namun, aku telah memilih untuk mengembalikan kalung ini padanya, sesampainya di Jakarta. Seperti yang ia katakan, “Mungkin untuk yang terakhir kalinya.” Walau aku tak mengiyakan permintaannya, tapi aku tak benar-benar menolak.

Tolong, jaga hatinya dengan segenap jiwa dan raga. Karena aku pun melakukan hal yang sama ketika kami bersama.

Dari aku, wanita yang pernah menjadi bagian dari hidupnya...

Sidoarjo, 29 November 2014

*)terinspirasi dari salah satu artikel di hipwee yang berjudul "Kepada Gadis yang Kelak Menggantikanku, Tolong Jaga Dia Baik-Baik".

Comments