Memahami Makna Hidup

Melakukan sebuah perjalanan atau istilah kekiniannya “travelling” telah menjadi trending topic beberapa tahun terakhir. Tidak hanya bagi kalangan anak muda, anak-anak dan orang tua pun ikut serta. Entah itu hanya ingin ikut tren atau memang ingin memanfaatkan waktu dengan orang-orang terdekat. Kini, tempat-tempat yang ada di pelosok Indonesia pun akhirnya mulai dikenal. Orang-orang datang silih berganti ingin menyaksikan. Hal ini tentu saja bagus untuk perkembangan pariwisata di Indonesia. Aku hanya berharap, semoga kelestariannya tetap terjaga.
Setiap perjalanan yang dilakukan tentu memiliki kesan tersendiri bagi setiap orang. Sekalipun seseorang pernah mengunjungi tempat A, kesan yang didapat akan berbeda ketika dia kembali dengan orang yang berbeda. Itulah yang dinamakan perjalanan. Bagian dalam hidup yang selalu penuh kejutan.
Dan aku, adalah salah satu pecinta perjalanan. Sedari kecil, aku selalu suka melakukan perjalanan. Lambat laun, aku pun semakin sering bepergian. Awalnya, memang untuk menyegarkan otak. Namun, seiring berjalannya waktu, travelling mengajarkanku banyak hal. Tentang mimpi, harapan dan kehidupan.
Salah jika orang-orang menganggap bahwa aku melakukan travelling sekedar untuk bersenang-senang. Menghabiskan uang hasil jerih payah selama berbulan-bulan. Karena sesungguhnya, aku sedang belajar apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW tentang hijrah. Bagaimana beliau terus melakukan kebaikan-kebaikan di setiap perjalanan. Tanpa memandang apakah orang-orang di sekitarnya itu adalah kawan atau lawan. Beliau selalu berbuat kebaikan serta senantiasa mendoakan agar orang-orang di sekitarnya mendapat hidayah dari Allah SWT. Aku ingin belajar tentang kemuliaan serta kesabaran beliau, melalui perjalanan-perjalanan yang telah kulakukan.
Sejauh ini, aku tidak pernah menyesal untuk setiap rupiah yang kukeluarkan demi menempuh sebuah perjalanan. Karena aku sadar, setiap apa yang kumiliki adalah milik-Nya. Dengan melakukan travelling, berarti aku telah berbagi rejeki dengan tukang parkir, penjaga loket wisata, pemilik warung burjo dan masih banyak yang lain. Bayangkan bagaimana jika tidak ada yang bepergian? Tidak ada pembeli di warung makan? Rejeki akan terus berputar dan dibagikan sesuai takarannya masing-masing.
Jangan salah, ini bukan berarti aku suka menghamburkan uang. Tidak. Aku hanya melakukan perjalanan di saat-saat tertentu, dengan pertimbangan yang matang. Aku tidak pernah pergi dadakan kecuali memang ada hal darurat yang harus kulakukan. Aku adalah tipikal orang yang selalu menyiapkan perjalanan dengan perencanaan matang.
Melakukan travelling selalu menyenangkan. Karena selalu ada pelajaran hidup yang kudapatkan. Kini, aku berharap bisa singgah di belahan dunia yang lain. Mengenal agama yang kuyakini lebih dekat lagi. Menyelami peran mereka yang menjadi minoritas di luar sana.
Semoga Allah meridhoinya.

Sidoarjo, 10 Januari 2017

Comments