Mau berapa kali pun kita mengalaminya, selalu ada yang hilang dalam setiap kehilangan.
| Coci yang udah sadar kamera :)))) |
Dalam hidup akan ada fase yang kita alami. Dan bisa jadi, beberapa fase akan berputar kembali. Layaknya roda yang terus berputar. Mengalami beberapa kejadian secara berulang tak menjadikan kita piawai, melainkan tahu harus bagaimana menghadapinya. Ya, walaupun dalam beberapa kasus bisa jadi kita belum menemukan jalan keluarnya.
Beberapa hari terakhir rasanya cukup berat. Kehilangan untuk kesekian kali. Kupikir akan terbiasa karena ini bukan yang pertama kali. Ternyata, enggak. Rasa sakitnya masih membekas ketika ekspektasi tak terpenuhi. Sebelum lanjut baca, cerita ini agak panjang. Ya, cerita tentang kehilangan yang disayang sepenuh hati.
13 Desember lalu, Papao melahirkan. Ia kucing betina, anak dari Poo-Chi, yang kuadopsi akhir awal 2020 (?). Poo-Chi udah lama gak pulang setelah ngelahirin 4 kitten gara-gara sering dimarahi ibuku, yang emang gak suka kucing. Waktu itu rasanya sedih karena udah ngerawat Poo-Chi dari yang awalnya galak sampai nemplok dan kalau tidur mesti bareng aku.
Papao awalnya 4 bersaudara, tapi yang masih sehat sekarang tinggal Coci. Pas saudara yang pertama berpulang, rasanya cukup sedih, tapi gak sedalam waktu giliran Mochi. Dia yang paling cantik dan menggemaskan. Paling suka tidur di perut pas aku lagi rebahan di kasur. Waktu itu dia sakit cacingan, dan aku telat ngobatin.
Beberapa hari ini rasanya lebih sedih lagi. Papao ngelahirin 5 kitten lucu: 4 warna item (mirip bapaknya) dan 1 mirip Papao. Beberapa hari setelah melahirkan, Papao pilek. Awalnya, aku gak tau kalau anak-anaknya juga ketularan. Sampai akhirnya hari Minggu kemarin, kitten yang mirip Papao sakit dan berpulang. Napasnya megap-megap karena hidungnya buntu. Padahal sehari sebelumnya baik-baik aja, tetep nyusu rame-rame berlima. Malemnya yang item juga nyusul satu per satu.
Sebenarnya pas lagi pilek Papao udah langsung aku kasih obat flu yang biasanya, tapi gak tahu yang ini kurang mempan. Meskipun gak sampe hidung mampet kek sebelumnya, tetep aja mbeler dikit-dikit. Kemarin pagi, setelah tinggal 1 kitten tersisa aku memutuskan buat konsultasi secara online dengan dokter hewan di Halo Doc. Kitten yang tinggal seorang ini semalam masih aktif, tapi paginya tiba-tiba gak mau nyusu dan keliatan lemes :(
Setelah tebus resep, aku langsung ngobatin Papao dan anaknya. Sedihnya, si kitten malah muntahin balik obatnya. Makin lemes aja dia, suhu badannya udah makin dingin. Aku cuma bisa nemenin dia sambil tetep kerja. Kalau dibilang fokus terpecah, gak nyangkal emang iya. Khawatir, sedih, campur aduk rasanya isi hati kalau bisa diterawang.
Kalau kalian pernah ngerasain sedih banget sampe gak bisa nangis, kira-kira seperti itu rasanya. I have no time for grieving. Kudu tetep bagi waktu buat kerjaan yang padat. Sebagian orang bisa bilang, "Halah, kucing doang sampe segitunya." Well, they just didn't know. I don't have time to explain about it. Wasting time, indeed. Aku gak sembarang adopsi hewan. Gak sebatas lucu, atau kucing jenis apa. My heart who did it. Ada ikatan yang gak bisa dilihat oleh orang lain. Thus, they are more than pet. I loved them with all of my heart.
| Papao dan Coci pas lagi akur :) |
Sebagian orang nganggap aku aneh karena suka ngajak ngobrol hewan peliharaanku. Padahal, itu adalah cara bonding kami. Tanpa adanya obrolan, mereka gak akan dengerin setiap laranganku. Seandainya aku selalu marah-marah, untuk mendekat pun mereka gak akan mau. They loved me so much. We loved each other. Mungkin interaksinya tidak seperti sesama manusia, tapi cukup kami yang tahu maknanya.
Kemarin pas Coci sempet gak pulang sehari semalam, aku pun gak bisa tidur. Nungguin dia sambil nyari keliling. Emang ada rasa takut dia diambil orang karena sekarang udah lucu banget, tapi lebih takut kalau dia kenapa-kenapa dan gak ada yang nolongin. Syukurnya, ketemu juga setelah aku nungguin seharian di rumah sodara belakang rumah, tempat dia biasa maen. Langsung kupeluk dan kasih makan. Gak bisa digambarin senengnya gimana.
Aku ngerawat dia sama Papao bahkan pas masih di kandungan Poo-Chi. Mulai dari mereka yang kurus banget karena ditinggal induknya jadi kudu dikasih susu kucing. Terus Coci sempet luka-luka, udah panik kukira infeksi apa, ternyata abis berantem. Beberapa bulan kemudian, Papao tiba-tiba ngeluarin darah dari kelaminnya. Ini juga panik, tapi pas aku lagi gak ada project jadi gak ada dana lebih buat bawa ke klinik. Syukurnya, mungkin Allah tahu how much I suffer at that time, dia sembuh sambil aku kasih ibuprofen dan vitamin.
Abis itu masih ada lagi. Papao pilek, Coci ketularan sampai ngap-ngapan napasnya. Udah was-was juga, tapi setelah kuajak berjemur tiap pagi sambil dikasih vitamin akhirnya sembuh. Tadi pas konsultasi sama dokter, disarankan buat vaksin biar antobodinya kuat. Aku emang ada rencana mau vaksin mereka. Tadinya setelah anak-anak Papao udah agak gedean. Hmm, sayangnya Allah lebih sayang mereka.
Mungkin Allah tahu aku lagi banyak kebutuhan. Jadi mereka diambil lebih dulu agar aku gak keberatan. Dari kejadian kitten Papao, aku disadarkan bahwa mau sebaik apapun momen kehilangan disiapkan, kita tidak akan pernah siap. Hati manusia terlalu lemah untuk menerima apa-apa yang tidak sesuai harapan. Namun di waktu yang sama, hati kita akan dikuatkan. Jiwa kita akan pelan-pelan mengikhlaskan. Memahami bahwa setiap yang berjiwa akan selalu pulang ke tempat asalnya.
Boleh bersedih, tapi harus tetap menjalani aktivitas sehari-hari. Menyiksa diri tidak akan menghasilkan apa-apa selain menyiksa diri sendiri. Daripada begitu, coba mengambil hikmahnya. Kalau aku, jadi makin semangat buat sediain dana khusus buat kucing-kucing. Harus lebih semangat lagi kerjanya. Harus bawa Coci sama Papao buat vaksin secara giliran. They deserved it. Doakan mommy lancar rejekinya ya, Coci Papao. Let's be together for a long time!
Ok, mari kita akhiri curhatan tentang anabul yang cukup panjang ini. Semoga yang tengah kehilangan yang disayang, hatinya dikuatkan. Yang tengah berpulang, tentu tak ingin kita bersedih dan menyalahkan diri sendiri untuk waktu yang lama. Hidup terus berjalan, begitu pun dengan kita. Dan untuk para pemilik anabul, semoga dilancarkan rejekinya :)
Terima kasih yang sudah meluangkan membaca curhatan panjang ini. Semoga sehat selalu, diberikan usia yang berkah, dan bahagia dengan setiap pilihan dalam hidup kalian ^^
| Pose nyebelin Coci pas lagi tidur angkler :D |
| Kalau ini versi Papao X) |
Comments
Post a Comment